Kemaren siang saat sejenak rehat , sambil meminum es teh pahit aku memandang keluar jendela ada suatu pemandangan yang menurutku agak agak miris , anak anak kecil berteriak teriak " ada bencong ada bencong" mengikuti sang waria yang dandannya menor minta ampun dengan cuek tetap berjalan untuk ngamen dari satu pintu ke pintu lain dengan membawa mike and speaker seadanya di badannya , dengan gemulai dia menari lagu dangdut yang tentu lipsting.
Aku kadang jadi mikir kasian terhadap mereka , terkadang di negeri yang indah ini kadang mereka masih sering di anggap sampah masyarakat , manusia manusia yang aneh , mereka mereka yang ditentang hingga tidak ada persamaan hak karena hanya masalah gender
Aku jadi ingat ketika aku pergi berlibur ke Bangkok Thailand , mereka yang mengalami transgender itu tetap diberikan pekerjaan yang layak sesuai dengan kemampuan dan kepintaran mereka , ada yang menjadi dokter , bahkan pegawai bank , bagi mereka yang kepintarannya pas pas an mereka di tampung untuk menjadi artis artis yang bisa melucu di panggung sandiwara , seperti alcazar , wisatawan ramai berkunjung , mulai dari anak anak hingga dewasa tertawa dengan riuh melihat tingkah mereka bahkan ada yang terkagum kagum .
seandainya orang orang disini bisa menerima mereka , mereka nggak perlu menjadi pelacur pelacur di jalanan dan membuat orang menganggap mereka adalah sampah
dan biarkan mereka bebas bekerja di lingkungan , bukan hanya di lingkungan salon , serta lainnya
biarkan bakat mereka tumbuh dan bisa menjadi modal untuk kehidupan mereka .
aku sempat bertanya dengan seorang waria namanya susi , dia bercerita dia ngamen begini karena di butuh uang untuk hidup , karena dia udah dibuang oleh keluarganya , keluarganya malu karena dia seorang banci , dan dia nggak bisa berkerja di sebuah perusahaan bukan karena dia tak mampu karena dia seorang banci . aku salut dengan dia bercerita, dia nggak malu mengakui kalo dirinya waria , dia menjadi begini , karena dia tidak mau munafik kepada dirinya sendiri.
Saya viena , yang sangat mencintai dan menikmati hidup saya , yang terkadang harus membuat saya sedih , menangis , kesal , benci , bahagia, senang , tertawa bahagia namun itu yang membuat saya semakin mencintai hidup dan menikmati hidup ini dengan bahagia, krn semua kehidupan harus di mulai dengan titik keseimbangan seperti ying yang , kanan kiri .
Thursday, February 19, 2009
Monday, February 09, 2009
ketika saat itu tiba
Detik berlalu menuju Jam, kemudian ke hari
Hari berlalu menuju bulan dan terakhir ke tahun lagi
Musim berganti Musim bagai berlari
Namun aku tetap menanti
Jiwa mulai bimbang untuk mengikuti logika
logika selalu berkata kau tak akan pernah datang
hati berkata kau pasti akan datang
Mana yang harus ku pilih hati atau logika ?
Walau sebetulnya aku selalu berharap kau akan datang
tapi kau takpernah datang
Betapa hati ku bersedih , kau membuat aku lelah menanti
sampai kapan aku menanti ?
Ku tahu bahwa aku harus mengambil keputusan
Batas waktu tlah hampir habis untuk penantian
Ketika saat itu tiba
Apapun yang terjadi aku harus jalan
Apapun yang memberatkan langkah ku
aku harus jalan mengikuti arus hidup
yang membawaku entah kemana melangkah menjelajahi dunia
Ku tak akan menengok ke belakang lagi
walau kau terus meminta
Ku tak akan pernah peduli lagi
karena tlah kututup semua gerbang hati dan logika
Ketika saat itu tiba
Matahari tak akan bersinar lagi di hatiku
Bulan tak akan lagi menemani malamku
hanya salju dan salju yang ada
Beratkan langkah kaki ku
sebelum ketika saat itu tiba
Datang dan jadilah matahari ku
Buktikan kepada logika bahwa dia salah besar
buktikan bahwa hati itu selalu benar
karena suara hati itu adalah suara yang tulus murni
datanglah sebelum ketika saat itu tiba
jadi matahari di hati
buatlah penantianku tidak sia sia
Subscribe to:
Posts (Atom)