Sunday, June 15, 2008

Setetes air


alkisah ada batu karang yang besar , tetap mantap menantang kerasnya terjangan ombak di samudera yang luas.

namun setitik embun yang kecil namun dingin dan tenang , dengan setia menetes terus dan terus membasahi tengah batu karang yang kokoh hingga bolong dan menjadi sebuah kolam kecil ditengah batu karang yang kokoh itu , hingga ada sebuah kehidupan yang kecil tenang. hingga si batu karang akhirnya jatuh cinta pada kehidupan dan menyerah akan kesabaran si tetes embun itu namun sayang seribu sayang terjangan ombak itu terlalu besar hingga menghancurkan si batu karang besar itu , apakah si batu karang itu menjadi karang karang yang kecil berantakan atau tetap menjadi karang yang besar namun rapuh ?
begitupun dengan kehidupan sehari hari kita , kesombongan kita bagaikan karang yang kokoh nan besar , namun cinta kasih adalah setetes embun yang terus terus membolongin kesombongan kita , ketika sebuah masalah besar bagaikan ombak yang besar menerjang , hati kita bagaikan karang yang rapuh , sekuat apapun kita pasti kita akan menjadi sebuah serpihan karang , yang begitu mudah terhapus oleh ombak
Manusia ketika baru bisa sedikit , atau kaya raya akan harta , begitu sombong menghina hina orang yang jauh dibawahnya , namun ada sebuah kata bijak dari orang tua
"manusia yang menghina kita adalah guru yang terbaik untuk kita yang dihinanya , karena dengan mereka menghina kita membuat kita belajar dan berusaha membuktikan bahwa kita tidak seperti yang mereka hinakan kepada kita"
biarlah kita menjadi setetes embun yang membasahi karang di samudera luas